Biografi Singkat Basuki Abdullah Pelukis Legendaris Indonesia

Peluksi Basuki Abdullah
Peluksi Basuki Abdullah

Basuki Abdullah (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 27 Januari 1915 – meninggal di Jakarta, 5 Agustus 1993 pada umur 78 tahun) adalah seorang pelukis Indonesia yang terkenal dengan karya-karyanya yang bernuansa realis. Basuki Abdullah adalah putra dari seorang pelukis bernama Abdullah Suriosubroto, yang juga merupakan seorang guru seni lukis.

Sejak kecil, Basuki Abdullah sudah menunjukkan bakatnya dalam seni lukis. Ia belajar melukis dari ayahnya sejak usia dini dan kemudian melanjutkan studinya di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta. Di ASRI, ia belajar di bawah bimbingan pelukis terkenal seperti Sudjojono dan Affandi.

Setelah lulus dari ASRI, Basuki Abdullah menjadi seorang pelukis yang terkenal dan banyak diundang untuk melakukan pameran seni di dalam dan luar negeri. Karyanya yang terkenal antara lain adalah “Ibu dan Anak”, “Janda”, dan “Lelaki Melayu”. Karya-karyanya banyak diinspirasi oleh kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa.

Lukisan Ibu dan Anak Karya Basuki Abdullah
Lukisan Ibu dan Anak Karya Basuki Abdullah

Selain sebagai pelukis, Basuki Abdullah juga merupakan seorang guru seni lukis. Ia pernah mengajar di berbagai sekolah seni, termasuk ASRI dan Institut Kesenian Jakarta. Banyak pelukis terkenal Indonesia yang belajar di bawah bimbingannya, seperti Dullah, Widayat, dan Popo Iskandar.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Museum Satria Mandala

Basuki Abdullah juga memiliki kecintaan yang tinggi terhadap musik. Ia sering memainkan alat musik tradisional seperti gamelan dan suling, dan bahkan pernah membuat alat musik sendiri yang disebut “basuki-phone”.

Basuki Abdullah meninggal dunia pada tanggal 5 Agustus 1993 di Jakarta, tetapi karyanya masih terus diapresiasi dan dihargai oleh para pecinta seni lukis di Indonesia dan dunia. Ia dianggap sebagai salah satu pelukis terbaik Indonesia dan merupakan tokoh penting dalam perkembangan seni lukis Indonesia.

Setelah wafatnya, karya-karya Basuki Abdullah terus diapresiasi dan dipamerkan di berbagai pameran seni lukis. Beberapa di antaranya adalah pameran tunggal “Basuki Abdullah: Puncak Karya” yang diadakan di Museum Nasional Indonesia pada tahun 2015, serta pameran “Seni Lukis Realis Basuki Abdullah” di Museum Basoeki Abdullah di Jakarta pada tahun 2019.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kota Cirebon

Selain itu, beberapa karya Basuki Abdullah juga telah dijadikan koleksi di berbagai museum di dalam dan luar negeri, seperti Museum Nasional Indonesia, Museum Basoeki Abdullah, Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Museum Bank Mandiri, dan Museum Louvre di Paris, Prancis.

Pada tahun 1984, Basuki Abdullah juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia berupa Bintang Budaya Parama Dharma atas jasa-jasanya dalam bidang seni lukis.

Selain kesuksesannya di bidang seni lukis, Basuki Abdullah juga dikenal sebagai seorang seniman yang peduli terhadap lingkungan dan sosial. Ia aktif terlibat dalam kegiatan sosial, seperti membantu korban bencana alam dan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin.

Basuki Abdullah juga mendirikan Yayasan Basoeki Abdullah yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan seni lukis di Indonesia, serta memberikan bantuan kepada anak-anak miskin untuk mendapatkan pendidikan.

Dalam kehidupan pribadinya, Basuki Abdullah menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Zahara dan dikaruniai enam orang anak. Salah satu anaknya, Ida Bagus Putu Purwa, juga menjadi seorang pelukis terkenal di Indonesia.

Secara keseluruhan, Basuki Abdullah adalah seorang seniman yang berbakat dan memiliki kontribusi besar dalam perkembangan seni lukis Indonesia. Karyanya yang realistis dan bernuansa lokal terus dihargai dan diapresiasi hingga saat ini.

Pada awalnya, Basuki Abdullah terkenal dengan lukisannya yang menggambarkan potret manusia dengan wajah yang ekspresif dan realistis. Ia juga sering melukis pemandangan alam dan benda-benda alam lainnya dengan detail yang menakjubkan. Namun, pada masa akhir hidupnya, gaya lukisannya berubah menjadi lebih abstrak dan eksperimental.

Selain menjadi pelukis dan guru seni, Basuki Abdullah juga memiliki minat di bidang arsitektur dan perancangan interior. Ia pernah merancang beberapa bangunan seperti Gedung Radio Republik Indonesia di Jakarta dan masjid di Surabaya.

Selain itu, Basuki Abdullah juga memiliki minat di bidang seni rupa terapan, seperti seni ukir, seni keramik, dan seni kriya. Ia sering mengkombinasikan teknik-teknik seni rupa tradisional dengan teknik modern dalam karyanya.

Keberhasilan Basuki Abdullah dalam bidang seni lukis telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan seni lukis Indonesia. Karya-karyanya telah memperkenalkan seni lukis Indonesia ke dunia internasional dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman muda di Indonesia.

Pengaruh Basuki Abdullah dalam seni lukis Indonesia juga terlihat dari adanya Museum Basoeki Abdullah yang didirikan oleh keluarga Basuki Abdullah sebagai wadah untuk melestarikan dan memamerkan karya-karya Basuki Abdullah. Museum ini juga menjadi tempat untuk memajang karya-karya seniman-seniman Indonesia lainnya.

Karya-karya Basuki Abdullah yang realistis dan bernuansa lokal hingga saat ini masih menjadi inspirasi bagi banyak seniman Indonesia, terutama dalam menggali potensi seni lukis dengan tema lokal dan mempromosikan seni lukis Indonesia ke dunia internasional.

Selain itu, Basuki Abdullah juga dikenal sebagai pelukis yang progresif dan inovatif dalam mengembangkan teknik lukisnya. Ia sering menggabungkan teknik realis dengan teknik abstrak, serta mengkombinasikan berbagai media seperti cat minyak, akrilik, dan airbrush.

Karya-karyanya sering kali menggambarkan sosok perempuan dengan keindahan yang begitu alami dan berkelas. Selain itu, ia juga dikenal dengan lukisan-lukisan pemandangan alam yang indah dan masih mempertahankan nuansa keaslian dan kealamian.

Basuki Abdullah juga menjadi inspirasi bagi banyak seniman muda Indonesia, terutama dalam menggali potensi seni lukis dengan tema lokal dan mempromosikan seni lukis Indonesia ke dunia internasional.

Tidak hanya di Indonesia, karya-karya Basuki Abdullah juga mendapat pengakuan di berbagai negara di luar Indonesia. Pada tahun 1962, ia memenangkan medali emas dalam pameran seni lukis di Roma, Italia, dan pada tahun 1981, ia menerima penghargaan dari presiden Prancis sebagai tanda penghargaan atas kontribusinya dalam seni lukis.

Dalam hal ini, Basuki Abdullah memperlihatkan bahwa seni lukis Indonesia tidak hanya mampu bersaing di dalam negeri, tetapi juga mampu dikenal dan dihargai di dunia internasional.

Secara keseluruhan, karya-karya Basuki Abdullah memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan seni lukis Indonesia dan memperlihatkan keindahan serta keragaman budaya Indonesia. Ia menjadi inspirasi bagi banyak seniman Indonesia, terutama dalam menggali potensi seni lukis dengan tema lokal dan mempromosikan seni lukis Indonesia ke dunia internasional.

Check Also

Museum Satria Mandala

Sejarah Berdirinya Museum Satria Mandala

Museum Satria Mandala adalah sebuah museum militer yang terletak di Jakarta Selatan, Indonesia. Museum ini …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *